Pemerintah daerah Bali lewat Dinas Kebudayaannya akan menggelar Bali World Culture Forum-Bali WCF selama lima hari dari tanggal 11 sampai 15 Juni 2011 ini. Kepala Dinas Kebudayaan Bali, I Ketut Suastika, saat jumpa pers pada (31/5) di Ruang Rapat Disbud Bali, menjelaskan, Bali WCF muncul dari gagasan para tokoh bidang kebudayaan dan pariwisata yang ingin lebih mengenalkan objek wisata serta budaya Bali kepada dunia luar. Pemerintah Bali ingin menciptakan event yang sekelas dengan World Economic Forum.
“Bali World Culture Forum merupakan embrio dari penyelenggaraan Indonesia World Culture Forum pada tahun 2012. Sebenarnya Bapak Presiden sudah menyinggung rencana ini sejak 2008 saat beliau menyampaiakan pidato pada Hari Kebangkitan Nasional. Namun, karena beberapa pertimbangan rencana itu baru akan dilaksanakan pada 2012.” jelas Ketut Suastika.
Gubernur Bali rupanya melihat penyelenggaraan Indonesia World Culture Forum sebagai langkah yang tepat untuk tidak melewatkan momen 2011 guna menyelenggarakan Bali World Culture Forum. Nantinya, diharapkan rumusan yang dihasilkan dalam Bali WCF 2011 dapat memperkaya Indonesia WCF 2012 sehingga hasil yang didapatkan lebih memiliki makna.
Selain itu, acara ini dapat menjadi cerminan bagi Bali untuk melihat semua kekurangan yang dimilikinya dalam mengelola pariwisata serta menjaga budayanya di era globalisasi sebab budaya merupakan salah satu produk pariwisata. “Penting sekali melihat pandangan dunia luar tentang bagaimana seharusnya pengelolaan terhadap kebudayaan. Kita juga ingin mendapat masukan yang lebih banyak melalui kedekatan budaya.” ungkap Ketut Suastika.
Lewat event internasional ini, Bali juga ingin memberikan sumbangan ide dan pikiran pada dunia. Oleh karena itu, tema yang diangkat dalam Bali WCF ini adalah Tri Kaya Parisudha: Morality and Ethics in New Global Culture. Tri Kaya Parisudha sendiri sudah teraktualisasi pada spirit agama dalam aktivitas budaya masyarakat Bali. Bila konsep ini dilaksanakan, tumbuh kehidupan berbudaya sehingga membawa kehidupan ke arah yang harmonis dan damai dalam masyarakat yang heterogen.
Bali World Culture Forum akan dibuka oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, bersamaan dengan pembukaan Pesta Kesenian Bali yang ke 33 pada 10 Juni mendatang di Taman Budaya Art Centre Denpasar, dengan pengaturan jadwal yaitu 2 hari pelaksanaan forum atau conference yang akan dipusatkan di Sanur dan 2 hari kunjungan ke objek sejarah dan budaya di Bali, diantaranya Jatiluwih, Taman Ayun, Pura Tampak Siring, Museum, dan Puri-Puri Bersejarah.
Ketut Suastika menyatakan bahwa ada alasan istimewa kenapa Tampak Siring, Jatiluwih dan Taman Ayun dimasukkan ke dalam jadwal Bali WCF. “Salah satu pembicara dalam forum ini merupakan perwakilan dari UNESCO jadi kita mengharapkan lembaga itu akan bekerja lebih cepat untuk menetapkan ketiga objek tadi sebagai Wolrd Heritage List.” Jelasnya. Penetapan ketiga daerah tadi sebagai Warisan Dunia akan membantu dalam pengembangan objek-objek tersebut sebagai destinasi pariwisata dunia.
Setelah pelaksanaan Bali WCF ini, pemerintah Bali akan membuat action plan untuk benar-benar melaksanakan hasil rumusan dalam forum yang dilaksanakan ini. Pembicara untuk forum ini sendiri merupakan pembicara dari dalam dan luar negeri. Salah satu yang akan berpartisipasi adalah Gubernur Bali, yang akan membawa topik, ‘Cultural Based Development: Bali’s Experience.’ Pembicara lain diantaranya Jro Wacik, Prof Hubert Gijzen dari UNESCO, serta I Made Bandem. Negara-negara yang sudah menyatakan kesanggupannya untuk hadir dan mengirimkan delegasi diantaranya Italia, Belanda, Prancis, Singapura, Malaysia, Italia, Kanada, Amerika, Jepang, dan Korea. Sampai saat ini, menurut Ketut Suastika, sudah ada 200 lebih peserta yang siap menghadiri Bali World Culture Forum.
Personal comment:
Aku suka sekali pada ide yang terselip dalam penyelenggraan Bali World Culture Forum: memberikan ide besar pada dunia! Padahal, faktanya nih, Bali itu pulau yang kecil banget! Dengan dilaksanakannya even ini, aku berharap masyarakat Bali benar-benar bisa memberikan sesuatu pada dunia. Sehingga, orang bali bisa menjadi orang dengan gagasan besar dan mulia meski tinggal di pulau yang kecil. (^_^)V…
Terus terang, waktu aku ngeliput press conference ini aku sedang tidak enak badan. Tapi waktu mendengar penjelasan tentang Bali WCF, semangatku langsung bangkit. Meski, seusai acara aku lemas lagi….