Sabtu, 30 April 2011

Lima Menit

Hari ini selama lima menit dunia berhenti berputar
Jantungku terasa nyeri
Jari-jari kaki dan tanganku kaku
Aku seperti terjatuh ke jurang

Rasanya dunia tidak adil
Kenapa dia harus raib?
Apa dunia tidak mau menelan orang lain saja?
Dia begitu berharga

Dunia seharusnya menyatukan kami
Kami satu cinta dan satu hati
Kami adalah air yang menyejukkan
Dia dan aku adalah matahari pagi yang hangat

Bukan Kamu Namanya Kalau Menyerah

Baru-baru ini, aku memposting status yang cukup aneh di facebook. Aneh, karena aku salah memilih kata kerja. Statusku seperti ini: bagaimana cara makan gajah? Satu gigitan dalam satu waktu. Padahal aku tidak ingin menyelidikan bagaimana gajah mengonsumsi makanannya. Tapi statusku itu seharusnya: bagaimana cara memakan gajah? Satu gigitan dalam satu waktu.

Pesan ini sebenarnya kata bijak yang aku temukan di buku lama yang aku pinjam di perpustakaan daerah. Memang agak jail kedengarannya, tapi aku suka sekali makna yang terkandung di balik kalimat ini. Kalau kamu disodorkan daging sebesar gajah, bagaimana caramu menghabiskannya?

Hal yang sama berlaku untuk setiap impian dan cita-cita yang kamu rajut. Bagaimana caramu meraih impianmu yang besar dan tinggi? Lihat saja bagaimana cara memakan gajah di atas. Setiap impian besar dan tinggi akan dapat dicapai dengan menapaki satu-satu tangga mimpimu. Sama saja seperti memakan gajah yang besar. Untuk menghabiskannya kamu perlu waktu dan untuk mencapai impianmu, kamu juga perlu waktu.

Kalau kamu menelan gajah begitu saja, maka kamu bakal tersedak. Kalau kamu langsung melesat ke atas maka saat sampai di puncak kamu bakal bingung. Kamu tidak tahu apa yang harus kamu lakukan dan ketika jatuh, maka rasanya akan sakit sekali.

Setiap impian harus ditempuh dengan menapaki setiap anak tangga mimpi. Mimpi yang sempurna adalah mimpi yang terdiri dari pengalaman dan pelajaran. Kedua hal inilah yang membuat mimpi menjadi matang dan rasanya akan nikmat ketika kita suap. Tidak ada orang yang dapat meraih mimpinya dalam satu malam. Kalau pun ada, menurutku mimpinya itu tidak akan bertahan lama.

Kamu mau kan, impian yang sudah kamu raih tetap abadi? Kalau memang iya, maka jangan pernah berhenti menapaki tangga mimpimu. Jangan mencari jalan pintas. Jalan pintas sama dengan menelan gajah sekalian. Kalau kamu menyerah artinya kamu tidak memanfaatkan dengan baik segala daya dan tenaga yang sudah Tuhan berikan. Tuhan tidak sembarangan memberikan daya dan tenaga pada kita. Tuhan punya tujuannya: Ia ingin kita mencapai semua yang kita cita-citakan. Bukan kamu namanya kalau menyerah! Ingatlah kalimat ini di kepalamu.

Template by:

Free Blog Templates